Selasa, 07 September 2010

Budidaya dan Produksi Benih Bayam (Amaranthus spp.)


I. PENDAHULUAN

Bayam merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. Sayuran ini merupakan sumber kalsium, zat besi, vitamin A dan Vitamin C. Dalam 100 gram bagian bayam yang dapat dimakan mengandung sekitar 2,9 mg zat besi (Fe). Bayam adalah tanaman semusim yang berumur pendek dan dapat dibudidayakan dengan mudah di pekarangan rumah atau lahan pertanian. Berdasarkan cara panennya bayam dibagi dua, yaitu bayam cabut dan bayam petik (bayam kakap). Panduan ini merupakan panduan untuk budidaya bayam cabut.

II. KULTUR TEKNIS PERSIAPAN

A. Lahan

Persiapan lahan yang tepat dapat menghasilkan kualitas bayam yang baik. Bayam ditanam pada bedengan setinggi 20 cm (musim kemarau) dan 30 cm (musim hujan). Panjang bedengan yang biasa dipakai adalah 150 cm dengan lebar 90 cm.

B. Tanam

Ada dua cara penanaman bayam, yaitu secara langsung dan melalui persemaian terlebih dahulu. Perbedaan kedua cara ini berdasarkan pada ketersediaan benih, tenaga kerja dan musim.(1) Penanaman secara langsungKebutuhan benih adalah 0,5 -1 g/m2 dimana 1 g berisi sekitar 1000 benih. Benih bayam sangat kecil sehingga pada saat tanam harus dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Bayam ditanam pada larikan dengan lebar larikan 10 cm dan kedalaman 0,5-1 cm, kemudian benih bayam ditabur dengan jarak 5 cm dalam larikan tersebut dan ditutup dengan tanah menggunakan ayakan.(2) Penanaman secara tidak langsungBenih bayam ditabur pada bedeng persemaian atau pada plastik pengecambah lalu ditutup dengan pelepah daun pisang atau plastik hitam selama 4-5 hari. Setelah itu bibit dibumbun selama 2 minggu, kemudian bibit siap ditanam di lapangan dengan jarak tanam 10 -15 cm x 5 -10 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.

C. Pengairan

Bayam relatif toleran terhadap kondisi kering namun kekurangan air akan menurunkan hasil. Penyiraman dilakukan apabila tidak ada hujan, dengan interval 1-2 kali/minggu.D. PemupukanSelama periode pertanaman dilakukan empat kali pemupukan seperti pada tabel berikut :



Aplikasi


Waktu


Jenis pupuk


Dosis

1


Saat tanam


Pupuk kotoran

kudaldomba/ayam



Pupuk NPK 15 : 15 :15


20 kg/ha





10 g/tanaman

2


10 hst


Pupuk NPK 15:15:15


10 g/tanaman

3


20 hst


Pupuk NPK 15:15:15


10 g/tanaman

4


30 hst


Pupuk NPK 15:15:15


10 g/tanaman

Hst = hari setelah tanam

E. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian gulma dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

(1) Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan empat cara yaitu : (1) pengendalian gulma pada saat persiapan lahan (2) Pemakaian mulsa (3) penyiangan secara manual dengan tangan (4) aplikasi herbisida

(2) Pengendalian OPT

OPT


Jenis


Pengendalian

Hama


Ulat pengorok daun

Ulat penggulung daun

Ulat pemotong batang

Kutu daun

Kepik

Tungau




1.Menutup bedengan dengan kain kassa



2.Pestisida kimiawi

Penyakit


Karat daun


Fungisida

III. PRODUKSI BENIH

Pada dasarnya tata cara produksi benih tanaman bayam sama seperti tata cara budidaya untuk konsumsi, namun ada beberapa hal yang membedakan, diantaranya berupa tindakan roguing, isolasi, dan prosesing benih, yang mana bertujuan untuk menjaga kemurnian sifat dan fisik dari varietas bayam yang diproduksi benihnya.

A. Persyaratan tanah

Tanah yang akan digunakan untuk produksi benih bayam sebaiknya adalah tanah bera, bekas tanaman lain, atau bekas bayam dari varietas yang sama. Bila tanahnya bekas tanaman bayam dari varietas lain, maka harus diberakan selama 3 bulan.

B. Isolasi

Pertanaman bayam yang akan diproduksi benihnya harus terpisah dari pertanaman varietas lainnya dengan jarak paling sedikit 200 meter. Apabila ada dua varietas yang berbeda dan bloknya sating berdampingan, maka tanggal tanamnya diatur sedemikian rupa sehingga saat berbunganya berbeda

C. Roguing

Roguing adalah tindakan seleksi dengan membuang bibit atau tanaman yang mempunyai tipe simpang atau sakit. Dalam produksi benih tanaman bayam tindakan roguing harus dilakukan pada beberapa tahap, diantaranya : tahap pembibitan di persemaian, tahap pertumbuhan, dan tahap berbunga di lapangan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu roguing adalah : keseragaman tipe pertumbuhan, bentuk daun, warna daun, warna batang, dan bentuk tandan bunga.

D. Panen dan prosesing benih

Hal yang harus diperhatikan saat panen dan prosesing benih adalah kebersihan alat dan wadah dari campuran varietas bayam lain. Panen benih dilakukan apabila tandan bunga bayam telah matang fisiologis yaitu bila telah berwarna coklat (± 3 bulan setelah semai). Selanjutnya tandan bunga dikeringkan di bawah sinar matahari sekitar 3-4 hari. Setelah benih dirasa cukup kering (KA ± 10 %), selanjutnya tandan bunga diremas secara halus sehingga benih bayam terkupas kulitnya. Selanjutnya benih-benih bayam tersebut ditampi untuk dipisahkan dari kotoran, kemudian di kemas dalam kemasan yang kedap udara dan air, misalnya dalam kemasan alumunium foil. Dapat juga benih bayam dikemas dalam kantong kertas atau plastik, kemudian diletakkan dalam kotak atau kaleng yang tertutup rapat dan telah diberi bahan pengering didalamnya (misal : serbuk gergaji atau kapur). Kotak/kaleng tersebut simpan di tempat yang kering dan sejuk. Bayam siap panen 20-45 hari setelah tanam. Panen dapat dilakukan dengan dua cara : (1) sekali panen yaitu memanen seluruh bagian tanaman untuk bayam cabut (2) beberapa kali yaitu memetik daun dan batang muda dengan interval 2-3 kali/minggu untuk bayam petik minimal 60 hari.

Grubben, G.J.H. 1994. Amaranthus L. In : J. S. Siemonsma and Kasem Piluek (Eds.) : Plant Resources of South-East Asia No. 8. Vegetables. Prosea. Bogor. 412 pp.
Sumber : Petunjuk Teknis Budidaya dan Produksi Benih Beberapa Sayuran Indigenous Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, 2006 Oleh : Rinda Kirana, Redy Gaswanto, dan Iteu M. Hidayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komen

Ads

BThemes

Featured Video